Sabtu, 01 Maret 2014

HUKUM MEMEGANG AL-QUR'AN TANPA WUDHU

591 HUKUM MEMEGANG AL-QUR'AN TANPA WUDHU'

Oleh Taufieq FJ pada 15 Desember 2013 pukul 17:05
Bagus Khadafi >>> Assalamu Alaikum.....Tolong Penjelasanya Tentang Kebolehan Memegang ALQURAN bagi orang yg gapunya Wudhu???Pada waktu dimana& ALQURAN yg seperti apa??? Terimakasih

 Jawaban :  

Ardi Dhoank Ajach >>>


الشافعية قالوا : يجوز مس المصحف وحمله كلا أو بعضا بشروط : أحدها : أن يحمله حرزا ثانيها : أن يكون مكتوبا على درهم أو جنيه ثالثها : أن يكون بعض القرآن مكتوبا في كتب العلم للاستشهاد به ولا فرق في ذلك بين أن تكون الآيات المكتوبة قليلة : أو كثيرة أما كتب التفسير . فإنه يجوز مسها بغير وضوء بشرط أن يكون التفسير أكثر من القرآن فإن كان القرآن أكثر فإنه لا يحل مسها . رابعها : أن تكون الآيات القرآنية مكتوبة على الثياب كالثياب التي تطرز بها كسوة الكعبة ونحوها خامسها : أن يمسه ليتعلم فيه . فيجوز لوليه أن يمكنه من مسهوحمله للتعلم . ولو كان حافظا له عن ظهر غيب . فإن تخلف شرط من هذه الشروط فإنه يرحم مس القرآن . ولو آية واحدة


*************************************


Kalangan Syafiiyyah berpendapat bolehnya memegang dan membawa alQuran meski tanpa memakai wudhu bila memenuhi persyaratan berikut ini ;


• Membawanya dalam sesuatu yang dapat menjaga Quran (dalam tas, koper dll. dengan ketentuan tidak niat membawa Quran secara langsung• Tertulis pada mata uang baik Dinar atau dirham• Tertulis untuk dalil penguat yang terdapat pada kitab-kitab ilmu pengetahuan baik ayat yang tertulis sedikit ataupun banyak.


Sedang mengenai memegang dan membawa Tafsir Quran ditinjau dari banyak dan sedikitnya tafsir Qurannya, bila uraian tafsirnya lebih banyak ketimbang alqurannya boleh dipegang dan dibawa, bila lebih sedikit tidak boleh.


• Tertulis pada pakaian yang disulam seperti pada kelambu ka’bah• Memegang dan membawanya untuk belajar


Maka diperkenankan bagi seorang wali memberi kesempatan pada anaknya memegang dan membawa alQuran meskipun anaknya sudah menghafalnya.Bila salah satu ketentuan ini tidak terpenuhi maka tidak diperkenankan memegang dan membawa alQuran tanpa memakai wudhu meskipun hanya satu ayat dan dengan penghalang (tidak memegangnya secara langsung).


alFiqh ‘alaa Madzaahib al-Arba’ah I/48


-------------------( المالكية قالوا : يشترط لحل مس المصحف أو بعضه بدون وضوء شروط : أحدها : أن يكون مكتوبا بلغة غير عربية أما المكتوب بالعربية فلا يحل مسه على أي حال ولو كان مكتوبا بالكوفي أو المغربي أو نحوهما ثانيها : أن يكون منقوشا على درهم أو دينار أو نحوهما مما يتعامل به الناس دفعا للمشقة والحرج ثالثها : أن يتخذ المصحف كله أو بعضه حرزا فإنه يجوز له أن يحمله بدون وضوء وبعضهم يقول : يجوز له حمل بعضه حرزا أما حمله كله حرزا بدون وضوء فهو ممنوع ويشترط لحمله حرزا شرطان : الأول : أن يكون حامله مسلما الثاني : أن يكون المصحف مستورا بساتر يمنع من وصول الأقذار إليه رابعها : أن يكون حامله معلما أو متعلمافيجوز لهما مس المصحف بدون وضوء ولا فرق في ذلك بين المكلف وغيره حتى ولو كانت امرأة حائضا وفيما عدا ذلك فإنه لا يجوز حمله


Kalangan Malikiyyah berpendapat bolehnya memegang atau membawa baik secara keseluruhan atau sebagian mushaf alQuran tanpa wudhu bila memenuhi ketentuan :


• Tertulis dengan selain bahasa arab• Terukir dalam dinar, dirham atau hal-hal yang biasa dipergunakan untuk niaga karena untuk menghindari adanya masyaqqat dan dosa sebab sulitnya menghindarinya• Tersimpan dalam sesuatu yang terjaga


Sebagian kalangan ini berpendapat “Boleh membawa quran dalam sesuatu yang terjaga bila hanya sebagian quran saja didalamnya namun bila kesemua yang terdapat dalam quran tetap tidak boleh membawanya tanpa wudhu


Dalam bolehnya membawa mushaf alquran dalam sesuatu yang terjaga menurut kalangan Malikiyyah di syaratkan ;


=> Pembawanya Muslim=> Alqurannya tertutup dengan sesuatu yang dapat mencegah dari kotoran.


• Pembawanya pengajar atau pelajar QuranBoleh bagi mereka berdua membawa mushaf alQuran meski tanpa wudhu baik bagi yang sudah mukallaf atau belum bahkan bagi wanita haid sekalipun.


alFiqh ‘alaa Madzaahib al-Arba’ah I/48


Sumber : tanya jawab :https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/601014883303204/?comment_id=601691479902211&notif_t=like
  • Anda, Guslik An-Namiri dan 4 lainnya menyukai ini.
  • Komentar ini telah disembunyikan.
  • Xix Wvw Ovo ko' kaya'nya ga nyambung ma sualnya
  • Komentar ini telah disembunyikan.
  • Taufieq FJ Disitu memegang ak_qur'an ya tetap tidak boleh tanpa wudhuk 

    Memegang dan membawa itu beda . . .
  • Dimas Wawan Brawijaya Dariii simbaah,,,katanya sekedar buat wacana doank,,,,  Mazhab Malikidiperbolehkan menyentuh mushafseluruhnya atau sebagiannya dengansyarat sebagai berikut:1. Tertulis dengan tidakmenggunakan bahasa arab, adapunjika tertulis dengan menggunakanbahasa arab maka tidak bolehmenyentuhnya dengan keadaanapapun, walaupun tertulis dengankhat Kufiy atau Maghribiy atauselainnya.2. Menjadi ukiran dalam mata wang,sama ada dalam dinar, dirham atauselainnya (yang menjadi alat untukpertukaran)3. Diperbolehkan memegang qur’anseluruhnya atau sebagiannya untukmenyelamatkan (terjatuh dilantaiatau dimana saja) tanpa memilikiwudhu. Sebagian dari para Malikiahmengatakan diperbolehkanmemegangnya apabila qur’an ituhanya sebagian saja dan jikasempurna qur’an tersebut makadilarang. Dan syarat memegangnyaada dua: 1. hendaknya orang yangmemegang qur’an adalah muslim, 2.hendaknya qur’an tersebut tertutup(terbungkus) agar tidak ternodai darisegala macam kotoran.4. Yang menyentuhnya atau yangmemegangnya adalah seorang guruatau murid, dan tidak ada perbezaanapakah mereka itu sudah mukallafatau belum, begitu juga wanita yanghaidh dan yang selain itu.Maka, bagi Maliki, selain dari empatsyarat tadi, orang yang tidak memilikiwudhu tidak diperbolehkan untukmenyentuh atau memegang qur’an,sama ada menggunakan alas ataupuntidak. Begitu juga tidakdiperbolehkan memegang sesuatuyang diatasnya ada qur’an (bantal,kursi, kotak, dll). Dan apabila qur’antersebut dicampurkan dengan barang-barang lain dan dimasukkan dalamsatu tempat (kardus) makadiperbolehkan untuk memegangtempat tersebut.Adapun membaca qur’an tanpamemegangnya diperbolehkan bagiorang yang tidak memiliki wudhuakan tetapi lebih afdhol agarmemiliki wudhu.Hanabilah(mazhab Hanbali)Apabila orang yang menyentuh qur’anatau yang membawanya dan tidakmemiliki wudhu maka hendaknyaqur’an tersebut diberikan bungkus(diletakkan dalam kantong, saputangan, dll), atau diletakkan dalamkotak, atau diletakkan dalam suatutempat yang tempat tersebut mudahuntuk dipindah-pindahkan (contohdidalam rumah, qur’an tersebutdiletakkan didalam almari, sehinggamudah saja qur’an diletakkan dimanatempat sama ada itu disengaja untukmenyentuhnya ataupun tidak), makadalam keadaan tersebut dibolehkanuntuk memegang qur’an tanpamemiliki wudhu. Diperbolehkan jugatanpa wudhu memegang qur’an untukmenyelamatkan dengan syaratmenjadikan sesuatu dari yang bersihdan suci sebagai pelindungnya darihal-hal yang kotor dan najis. Anakyang belum mukallaf (belum baligh)tidak diwajibkan berwudhu untukmenyentuh atau memegang qur’an,akan tetapi diwajibkan atas walinya(orang tua) untuk memerintahkannyauntuk berwudhu sebelum menyentuh,memegang, atau membawa qur’an.Mazhab HanafiDiperbolehkan menyentuh qur’anseluruhnya atau sebagiannya atautulisannya dengan syarat sebagaiberikut:1. Dalam keadaan darurat, sepertiapabila qur’an terjatuh kedalam airdan akan tenggelam atau akanterbakar, maka dibolehkan untukmemegang qur’an untukmenyelamatkan walaupun tanpawudhu.2. Hendaknya qur’an tersebutterbungkus (diletakkan dalamkantong, dll).3. Yang menyentuhnya adalah orangyang belum baligh dengan tujuanuntuk mempelajari qur’an . Adapunorang sudah baligh dan orang yanghaidh, entah sebagai guru ataupunmurid tidak diperbolehkanmemegang qur’an.4. Muslim, maka tidak diperbolehkanbagi selain muslim untuk memegangqur’an. Menurut pendapatMuhammad (pengikut mazhabHanafi) : dibolehkan selain muslimmemegang qur’an apabila telahmandi terlebih dahulu, adapun jikaselain muslim menghafal dari qur’antidak dilarang. Sehingga apabila tidaksesuai dengan syarat ini. Maka tidakdibolehkan bagi orang yang tidak sucidan tidak berwudhu untukmenyentuh qur’an ( denganmenggunakan anggota tubuhmanapun).Adapun membaca qur’antanpa mushaf maka dibolehkan bagiorang yang tidak memiliki wudhu,dan diharamkan bagi orang yangjunub dan haidh, akan tetapimustahab (digalakkan sekali) untukberwudhu terlebih dahulu sebelummembaca qur’an.Makruh menyentuh tafsir tanpawudhu, sama ada dalam bentuk kitabfiqh, hadis dan lain sebagainyadibolehkan tanpa wudhu kerana halini masuk dalam hal Rukhsoh(peringanan).Mazhab Shafie:Dibolehkan orang yang tidak wudhumenyentuh, membawa seluruh qur’anatau sebagiannya dengan syaratsebagai berikut:1. Membawanya hirzan (menjaga).2. Tertulis (terukir) dalam dirham,dinar atau junaih.3. Qur’an tersebut tertulis dalambuku-buku pelajaran.Adapun tafsir dibolehkanmenyentuhnya tanpa wudhu dengansyarat tafsir lebih banyak daripadaqur’an, dan jika qur’an lebih banyakdaripada tafsir maka tidak bolehmenyentuhnya apabila tidak memilikiwudhu.4. Ayat qur’an tertulis dalam pakaian,seperti contoh pakaian yangdiletakkan pada ka’bah (kiswahuntuk ka’bah).5. Memegangnya untukmempelajarinya, maka dibolehkanbagi walinya agar membiarkan untukmemegangnya dan membawanyauntuk belajar walaupun telahdihafalnya. Apabila tidak sesuaidengan syarat-syarat diatas makadiharamkan untuk menyentuh qur’an,walaupun hanya satu ayat saja.So, kesimpulan yang boleh dibuat siniialah:1. Hukum memegang atau menyentuhal-Qur'an tanpa wudhu' adalah haramkecuali dalam keadaan daruratseperti menyelamatkannya daripadakebakaran ,menjaganya dsb.2. Yang dimaksudkan dengan al-Qur'an ialah mashaf al-Qur'an itusendiri. oleh itu, tafsir al-Qur'anboleh dipegang tanpa wudhu' jikakandungan tafsirnya lebih banyakdaripada ayat-ayat al-Qur'an didalamnya.
  • Xix Wvw Ovo lanjutt. ini yg Jadi tekan pertanya'an (Pada waktu dimana& ALQURAN yg seperti apa??? Terimakasih)
  • Ardi Dhoank Ajach
    Koq mash blm kelar

    الشافعية قالوا : يجوز مس المصحف وحمله كلا أو بعضا بشروط : أحدها : أن يحمله حرزا ثانيها : أن يكون مكتوبا على درهم أو جنيه ثالثها : أن يكون بعض القرآن مكتوبا في كتب العلم للاستشهاد به ولا فرق في ذلك بين أن تكون الآيات المكتوبة قليلة :
     أو كثيرة أما كتب التفسير . فإنه يجوز مسها بغير وضوء بشرط أن يكون التفسير أكثر من القرآن فإن كان القرآن أكثر فإنه لا يحل مسها . رابعها : أن تكون الآيات القرآنية مكتوبة على الثياب كالثياب التي تطرز بها كسوة الكعبة ونحوها خامسها : أن يمسه ليتعلم فيه . فيجوز لوليه أن يمكنه من مسه
    وحمله للتعلم . ولو كان حافظا له عن ظهر غيب . فإن تخلف شرط من هذه الشروط فإنه يرحم مس القرآن . ولو آية واحدة

    *************************************

    Kalangan Syafiiyyah berpendapat bolehnya memegang dan membawa alQuran meski tanpa memakai wudhu bila memenuhi persyaratan berikut ini ;

    • Membawanya dalam sesuatu yang dapat menjaga Quran (dalam tas, koper dll. dengan ketentuan tidak niat membawa Quran secara langsung
    • Tertulis pada mata uang baik Dinar atau dirham
    • Tertulis untuk dalil penguat yang terdapat pada kitab-kitab ilmu pengetahuan baik ayat yang tertulis sedikit ataupun banyak.

    Sedang mengenai memegang dan membawa Tafsir Quran ditinjau dari banyak dan sedikitnya tafsir Qurannya, bila uraian tafsirnya lebih banyak ketimbang alqurannya boleh dipegang dan dibawa, bila lebih sedikit tidak boleh.

    • Tertulis pada pakaian yang disulam seperti pada kelambu ka’bah
    • Memegang dan membawanya untuk belajar

    Maka diperkenankan bagi seorang wali memberi kesempatan pada anaknya memegang dan membawa alQuran meskipun anaknya sudah menghafalnya.
    Bila salah satu ketentuan ini tidak terpenuhi maka tidak diperkenankan memegang dan membawa alQuran tanpa memakai wudhu meskipun hanya satu ayat dan dengan penghalang (tidak memegangnya secara langsung).

    alFiqh ‘alaa Madzaahib al-Arba’ah I/48

    -------------------
    ( المالكية قالوا : يشترط لحل مس المصحف أو بعضه بدون وضوء شروط : أحدها : أن يكون مكتوبا بلغة غير عربية أما المكتوب بالعربية فلا يحل مسه على أي حال ولو كان مكتوبا بالكوفي أو المغربي أو نحوهما ثانيها : أن يكون منقوشا على درهم أو دينار أو نحوهما مما يتعامل به الناس دفعا للمشقة والحرج ثالثها : أن يتخذ المصحف كله أو بعضه حرزا فإنه يجوز له أن يحمله بدون وضوء وبعضهم يقول : يجوز له حمل بعضه حرزا أما حمله كله حرزا بدون وضوء فهو ممنوع ويشترط لحمله حرزا شرطان : الأول : أن يكون حامله مسلما الثاني : أن يكون المصحف مستورا بساتر يمنع من وصول الأقذار إليه رابعها : أن يكون حامله معلما أو متعلما
    فيجوز لهما مس المصحف بدون وضوء ولا فرق في ذلك بين المكلف وغيره حتى ولو كانت امرأة حائضا وفيما عدا ذلك فإنه لا يجوز حمله

    Kalangan Malikiyyah berpendapat bolehnya memegang atau membawa baik secara keseluruhan atau sebagian mushaf alQuran tanpa wudhu bila memenuhi ketentuan :

    • Tertulis dengan selain bahasa arab
    • Terukir dalam dinar, dirham atau hal-hal yang biasa dipergunakan untuk niaga karena untuk menghindari adanya masyaqqat dan dosa sebab sulitnya menghindarinya
    • Tersimpan dalam sesuatu yang terjaga

    Sebagian kalangan ini berpendapat “Boleh membawa quran dalam sesuatu yang terjaga bila hanya sebagian quran saja didalamnya namun bila kesemua yang terdapat dalam quran tetap tidak boleh membawanya tanpa wudhu

    Dalam bolehnya membawa mushaf alquran dalam sesuatu yang terjaga menurut kalangan Malikiyyah di syaratkan ;

    => Pembawanya Muslim
    => Alqurannya tertutup dengan sesuatu yang dapat mencegah dari kotoran.

    • Pembawanya pengajar atau pelajar Quran
    Boleh bagi mereka berdua membawa mushaf alQuran meski tanpa wudhu baik bagi yang sudah mukallaf atau belum bahkan bagi wanita haid sekalipun.

    alFiqh ‘alaa Madzaahib al-Arba’ah I/48
  • Ardi Dhoank Ajach Dalam bolehnya membawa mushaf alquran dalam sesuatu yang terjaga menurut kalangan Malikiyyah di syaratkan ;

    => Pembawanya Muslim

    => Alqurannya tertutup dengan sesuatu yang dapat mencegah dari kotoran.

    • Pembawanya pengajar atau pelajar Quran
    Boleh bagi mereka berdua membawa mushaf alQuran meski tanpa wudhu baik bagi yang sudah mukallaf atau belum bahkan bagi wanita haid sekalipun.

    alFiqh ‘alaa Madzaahib al-Arba’ah I/48
  • Xix Wvw Ovo nah sepertinya ini sangat tepat dan pas dengan pertanya'an tersebut
  • Dimas Wawan Brawijaya Buuuuuungkuuus,,kibuuuyuuut weees coocook,,,
    T-A-M-A-T,,,,,,qqqqqqq
  • Xix Wvw Ovo Qiiqiiqiiii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar