Kamis, 27 Februari 2014

(Hukum Orang Junub Membaca al-Qur’an)

(Hukum Orang Junub Membaca al-Qur’an)

Pada saat acara lomba tilawatil Qur’an lintas asrama dalam rangka Haflah Akhirus Sanah Pondok Pesantren Ngalah XVII 2006 seorang santri putri Pondok Pesantren Ngalah sedang mengikuti acara tersebut, hingga pada tahapan final dia mengalami keraguan untuk tampil, ketika ditanya ternyata dia sedang datang bulan (haid). Bagaimanakah hukum seseorang dalam kondisi junub/hadats besar membaca al-Qur’an?

Menurut Syafi’iyah; haram bagi orang yang junub dengan sengaja membaca al-Qur’an meskipun satu huruf.
اَلشَّافِعِيَّةُ قاَلُوْا يَحْرُمُ عَلَى الْجُنُبِ قِرَاءَةُ اْلقُرْأَنِ وَلَوْحَرْفًا وَاحِدًا اِنْ كاَنَ قاَصِدًا تِلاَوَتُهُ

Menurut ulama’ Syafi’iyah bagi orang junub diharamkan membaca al-Qur’an meskipun satu huruf dengan sengaja membacanya, dan seterusnya.
(Madzahib al-Arba’ah, Juz I, hal. 112)

(فَرْعٌ) فِيْ مَذََاهِبِ اْلعُلَمَاءِ فِيْ قِرَاءَةِ الْجُنُبِ وَالْحاَئِضِ: مَذْهَبُناَ اَنَّهُ يَحْرُمُ عَلىَ الْجُنُبِ وَالْحَائِضِ قِرَاءَةُ اْلقُرْآنِ قَلِيْلُهَا وَكَثِيْرُهَا حَتىَّ بَعْضَ آيَةٍ وَبِهَذاَ قاَلَ اَكْثَرُ اْلعُلَمَاءِ

Menurut madzhab ulama’ (syafi’iyah) bagi orang junub dan bagi orang haid haram membaca al-Qur’an baik sebagian ayat maupun banyak dan pendapat ini yang lebih banyak (kuat). (al-Majmu’ juz II, hal. 178)

Menurut Imam Dawud; Boleh bagi orang junub membaca sedikit maupun banyak dari ayat al-Qur’an meskipun membacanya dengan disengaja.

وَقاَلَ دَاوُدُ يَجُوْزُ لِلْجُنُبِ وَالْحَائِضِ قِرَاءَةُ كُلِّ اْلقُرْآنِ وَرُوِىَ هَذاَ عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ الْمُسَيَّبِ قاَلَ اْلقَاضِىُّ أَبُوْ الطَّيِّبِ وَابْنُ الصَّباَغِ وَغَيْرُهُمَا وَاخْتاَرَهُ اِبْنُ الْمُنْذِرِ وَقاَلَ مَالِكٌ يَقْرَأُ اَلْجُنُبُ َاْلآياَتِ اَلْيَسِيْرَةِ لِلتَّعَوُّذِ وَفِى الْحاَئِضِ رِوَايَتاَنِ عَنْهُ اَحَدَاهُمَا تَقْرَأُ وَالثَّانِيْ لاَ تَقْرَأُ وَقاَلَ أَبُوْ حَنِيْفَةَ يَقْرَأُ الْجُنُبُ بَعْضَ آيَةٍ وَلاَ يَقْرَأُ آيَةً وَلَهُ رِوَايَةٌ كَمَذْهَبِناَ * وَاحْتَجَّ مَنْ جَوَّزَ مُطْلَقاً بِحَدِيْثِ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى عَلىَ كُلِّ أَحْياَنِهِ رَوَاهُ مُسْلِمٌ قَالُوْا وَالْقُرْآنُ ذِكْرٌ وَلِاَنَّ اْلاَصْلَ عَدَمُ التَّحْرِيْمِ . المجموع الجزء 2 ص 178

Menurut Imam Dawud bagi orang junub dan wanita haid boleh membaca seluruh al-Qur’an hal ini diriwayatkan dari ibnu Abbas dan ibnu Musayyab, Qadhi Abu Tayyib, Ibnu Shabbah, dan yang lain, dan pendapat ini dipilih oleh Ibnu Mundzir. Malik berkata orang junub boleh membaca ayat-ayat pendek karena meminta perlindungan. Dan bagi orang yang haid ada dua pendapat,yang pertama boleh yang kedua tidak boleh. Abu Hanifah berpendapat: “orang junub boleh membaca sebagian ayat dan tidak boleh membaca satu ayat penuh” dan baginya satu riwayat seperti madzhab kita. Dan orang yang membolehkan secara mutlak itu berdasarkan kepada hadits Siti A’isyah, sesungguhnya Nabi selalu berdzikir kepada Allah Swt. pada setiap saat, HR. Muslim, mereka berpendapat al-Qur’an tersebut adalah merupakan dzikir dan karena pada asalnya tidak ada keharaman. (al-Majmu’, juz II, hal.178)
Suka ·  ·  · 28 April 2013 pukul 9:38 · 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar